Jakarta, kebunjp Indonesia
—
Nasi pecel merupakan salah satu menu makanan favorit banyak orang di Jawa Timur. Di Kota Batu, ada Pecel Ndoweh yang kerap menjadi tujuan kuliner para wisatawan.
Perjalanan Pecel Ndoweh sendiri dimulai pada awal 2021. Kala itu, anak dan menantunya yang bergantung pada bisnis pariwisata dirumahkan akibat pandemi dan harus mencari alternatif jalan usaha lain, mencetuskan ide membuat warung pecel.
Dengan modal yang tak banyak, Dwi Rinawati selaku pemilik pun membuka warung di emperan rumah. Rinawati sendiri sebelumnya memiliki pengalaman membuat bumbu pecel dari kakek dan neneknya yang juga seorang pemilik warung di kampung halaman Madiun.
Seiring waktu, pesanan terus berdatangan, dengan diantar ke rumah-rumah pemesan, termasuk melayani masyarakat yang menjalani karantina. Bersamaan juga, Rinawati bersama keluarganya membuat sambel pecel yang dijual secara terpisah dan dititipkan ke beberapa warung di sekitar.
Kemudian, putri Rinawati mendapatkan informasi dari seorang temannya yang bekerja di Dinas Perdagangan (Disperindag) Kota Batu mengenai bantuan usaha dari BRI. Sang anak pun mencoba mengajukan permohonan modal usaha dan berhasil masuk dalam daftar penerima bantuan BRI.
“Bantuan senilai Rp2,4 juta itu kemudian direalisasikan dalam bentuk mesin penggilingan bumbu pecel, sesuai dengan peruntukannya untuk mendukung usaha kuliner. Dengan adanya mesin tersebut, produksi sambel pecel milik Rinawati meningkat, sehingga dapat memenuhi kebutuhan warung sekaligus permintaan dari luar,” tutur Rinawati.
Ia mengakui, produksi sambel pecel semakin meningkat seiring dengan pertambahan pesanan, bahkan pernah mengirimkan produk ke Kalimantan, Sulawesi, dan Bali. Selain bantuan peralatan usaha, Rinawati juga menerima akses pendanaan usaha Ultra Mikro (UMi) dari BRI untuk pengembangan bisnis.
Rinawati membenarkan bahwa dirinya memetik banyak manfaat dari program pinjaman BRI. Hingga saat ini, ia tetap menjadi nasabah aktif. Pecel Ndoweh pun terus berkembang, bangunan warung jadi permanen dan kini, menjadi salah satu tempat makan yang direkomendasikan oleh masyarakat Kota Batu.
Pada kesempatan terpisah, Direktur Mikro BRI, Akhmad Purwakajaya mengungkapkan bahwa kisah Dwi Rinawati ini merupakan wujud komitmen BRI untuk terus mendukung pelaku usaha ultra mikro melalui pendampingan dan pemberdayaan usaha, di mana pemberdayaan itu mencakup pendanaan, pendampingan, serta pemberdayaan usaha.
“Kisah usaha ini menjadi contoh bahwa pemberdayaan oleh BRI itu ternyata tidak cukup dikasih pinjaman/kredit saja. Yang paling penting, dua hal yaitu dikasih kredit dan diberikan pemberdayaan untuk terus berkembang. Semoga bisa menjadi kisah inspiratif yang dapat ditiru oleh pelaku usaha lainnya,” tutup Purwakajaya.
(rea/rir)
[Gambas:Video kebunjp]
Baca lagi: Mario Minardi: The journey to maintain a bold inheritance and steps
Baca lagi: Angga Sasongko: 72 Persen Pasar Bioskop RI Dikuasai Film Lokal
Baca lagi: PBH IKA Unnes: Keluarga Dapat Info Iko Mengigau ‘Jangan Pukul Pak’