Jakarta, kebunjp Indonesia
—
Badan Pusat Statistik (BPS) menilai bahwa Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) memiliki peran strategis dalam penurunan angka kemiskinan di Indonesia, termasuk dalam menyalurkan berbagai bantuan agar tepat sasaran.
Pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Baznas hari kedua, Rabu (27/8) di Jakarta, Kepala BPS Amalia Adiniggar Widyasanti menawarkan kerja sama melalui Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Melalui kerja sama ini, penyaluran bantuan diharapkan dapat menjangkau mereka yang membutuhkan. Dalam skema terkait, Baznas yang akan terjun langsung menyalurkan bantuan kepada para mustahik berdasarkan data masyarakat miskin dari BPS.
“Kalau kolaborasi ini terjadi maka ini menjadi bagian penting proses pemutakhiran DTSEN yang bisa kita lakukan bersama-sama dan Bapak/Ibu bisa manfaatkan untuk melihat dan memetakan di mana orang miskin itu berada, siapa, sudahkah dia mendapatkan bantuan atau belum, kita bisa petakan bersama-sama menggunakan DTSEN ini,” kata Amalia.
Ia menjelaskan, ada empat barang komoditas yang memberikan kontribusi terbesar terhadap garis kemiskinan yakni beras, telur ayam, daging ayam, dan mie instan.
“Jadi kalau mau mengintervensi, membantu untuk meringankan beban orang miskin, berdasarkan survei kami, empat komoditas ini yang memang memberikan kontribusi kepada mereka,” ujarnya.
Lebih jauh, Amalia memaparkan bahwa per 8 Agustus 2025, dari 286,8 juta penduduk Indonesia, 23,85 juta di antaranya berada di kelompok miskin. Jumlah masyarakat miskin terbesar berada di Pulau Jawa, mencakup Jawa Timur sebanyak 3,87 juta orang, Jawa Barat 3,6 juta orang, Jawa Tengah 3,3 juta orang, disusul Sumatera Utara dan Nusa Tenggara Timur.
“Jika dijumlahkan ,ada 13,13 juta orang atau sekitar 55 persen dari penduduk miskin di Indonesia ada di lima provinsi tersebut,” katanya.
Berdasarkan survei BPS, mayoritas penduduk miskin ini berasal dari keluarga yang putus sekolah atau memiliki kepala rumah tangga yang hanya lulusan SD. Sebesar 45,67 persen bekerja di sektor pertanian, dan yang lain di sektor informal sehingga tidak memiliki jaminan kesehatan.
“Jadi pendidikan itu penting untuk menjamin tingkat kesejahteraan sebuah keluarga,” kata Amalia.
Amalia menyebut, kondisi tersebut mendorong Presiden Prabowo mendirikan sekolah rakyat yang diperuntukkan bagi anak-anak dari keluarga miskin. Diharapkan, pendidikan ini dapat memutus garis kemiskinan.
“Ini salah satu proses pemutusan rantai kemiskinan, jadi betapa pendidikan itu penting untuk menjamin kesejahteraan rumah tangga di generasi berikutnya,” pungkas Amalia.
(rea/rir)
[Gambas:Video kebunjp]
Baca lagi: The latest makeup trends in Tiktok: make your face look lack of sleep
Baca lagi: Bahlil Sebut Beli LPG 3 Kg Wajib Pakai KTP di 2026 Belum Final