Jakarta, kebunjp Indonesia
—
Monash University Indonesia menggelar Eduvate 2025 untuk kedua kalinya pada Rabu (20/8). Ajang tahunan ini mempertemukan pendidik, mahasiswa, pembuat kebijakan, dan pemimpin industri untuk bertukar ide serta mendorong inovasi pendidikan tinggi.
Eduvate 2025 mengusung tema peran transformatif AI generatif dan ekosistem pembelajaran inklusif. Acara ini dihadiri oleh ratusan peserta, serta 72 pembicara yang mewakili lebih dari 40 institusi dari berbagai negara di kawasan Asia-Pasifik.
Monash University Indonesia’s Pro Vice-Chancellor & President, Profesor Matthew Nicholson menyampaikan, saat ini teknologi AI generatif tengah merevolusi berbagai industri dengan kecepatan luar biasa.
“Dalam konteks ini, peran perguruan tinggi bukan sekadar mengikuti perkembangan, tetapi menjadi pionir dengan membekali lulusan keterampilan, etika, dan agility yang relevan untuk masa depan. Melalui Eduvate 2025, kami menghadirkan diskusi penting ini ke panggung nyata, memastikan setiap inovasi berjalan beriringan dengan nilai inklusivitas dan kebutuhan dunia kerja,” ujar Profesor Matthew.
Pandangan tersebut sejalan dengan hasil riset konsultan manajemen global McKinsey yang mendapati paradoks di dunia industri. Sebanyak 92 persen perusahaan di seluruh dunia berencana meningkatkan investasi AI dalam tiga tahun ke depan, meski hanya 1 persen yang telah berhasil mengintegrasikan sepenuhnya ke dalam alur kerja.
Hambatan terbesar disebut terletak pada kekurangan talenta, di mana 46 persen pemimpin menyebut keterbatasan keterampilan tenaga kerja sebagai tantangan utama dalam mengadopsi AI. Merespons fakta itu, Kepala LLDIKTI Wilayah IV, Dr. Lukman, S.T., M.Hum, dalam sambutannya menekankan pentingnya orientasi pada pengembangan sumber daya manusia.
“Menghadapi berbagai tantangan dalam dunia kerja, integrasi AI dalam pendidikan bukan hanya soal teknologi, tetapi menyiapkan talenta yang mampu mendorong perubahan bermakna. Eduvate diharapkan bisa menjembatani kerjasama antar akademik dan industri untuk memastikan lulusan siap menghadapi tantangan masa depan,” ujar Dr. Lukman.
Fakta itu diamini oleh pendidik sekaligus pengusaha, Gita Wirjawan yang mengakui bahwa saat ini Indonesia membutuhkan lebih banyak lulusan dari bidang STEM
(Science, Technology, Engineering, Mathematics)
agar dapat berkontribusi dalam mengembangkan kecerdasan buatan.
“Dari kacamata yang lebih luas, investasi paling fundamental yang perlu dilakukan bangsa kita adalah menciptakan generasi yang berpikiran terbuka terhadap inovasi, melalui pendidikan yang dapat diakses oleh semua orang. Untuk itu, kita perlu mengembangkan pendidik (guru dan dosen) yang mau beradaptasi, berinovasi, dan bisa mendorong murid dan mahasiswa menggabungkan ambisi dan imajinasi,” tuturnya.
Peran Monash sebagai Pionir Pendidikan dan Inovasi AI di Asia-Pasifik
Komitmen Monash terhadap pengembangan talenta AI tercermin dari reputasi globalnya yang menempati peringkat pertama di Australia untuk program studi Computer Science dan peringkat ke-34 dunia untuk Data Science & AI.
Di Indonesia, Monash menghadirkan program studi masa depan seperti Master of Data Science, Master of Business Innovation, dan Master of Cybersecurity untuk membantu menutup kesenjangan talenta AI.
Selain itu, Monash juga membangun kemitraan strategis dengan industri dan pemerintah untuk menciptakan ekosistem pendidikan berbasis AI yang inklusif, seperti berikut:
Investasi US$60 juta pada MAVERIC AI Supercomputer
MAVERIC AI Supercomputer
adalah platform AI besutan Monash sebagai salah satu yang tercanggih di dunia, yang ditujukan untuk mendukung analisis data kompleks dan mendorong berbagai terobosan, mulai dari deteksi kanker, uji klinis, manufaktur canggih, climate science, hingga rekayasa medis.
Platform ini dibangun dengan arsitektur NVIDIA GB200 NVL72 yang terintegrasi dengan Dell Technologies, MAVERIC juga beroperasi dengan teknologi pendingin canggih yang dirancang 300 kali hemat air dibandingkan sistem pendingin biasa.
Aliansi strategis dengan 10 universitas swasta Indonesia
Aliansi ini memungkinkan mahasiswa dari mitra universitas mendapatkan jalur prioritas S2 hingga masterclass AI dengan pakar ternama dari Monash University. Terbaru, Program Gelar Gabungan dengan Universitas Bunda Mulia (UBM) memungkinkan mahasiswa menyelesaikan S1 di UBM (3,5 tahun) dan S2 di Monash University, Indonesia (1,5 tahun) dengan pilihan program S2 di antaranya Data Science atau Cybersecurity.
Keterlibatan para ahli serta komitmen Monash University Indonesia dalam mendorong teknologi AI Generatif dalam akademia ini sejalan dengan semangat
Eduvate 2025
. Monash University Indonesia menutup rangkaian kegiatan dengan penegasan bahwa masa depan pendidikan tinggi bukan hanya soal mengadopsi teknologi baru, tetapi juga memastikan proses pendidikan dapat dilaksanakan secara inklusif, dan terhubung dengan kebutuhan penting di masa depan.
Dengan mempertemukan thought leaders dari lintas sektor, Monash University Indonesia mengokohkan perannya sebagai penggerak dalam menjembatani kesenjangan keterampilan, meningkatkan literasi AI, dan membentuk ekosistem pendidikan tinggi yang inklusif di masa depan.
Menatap ke Depan: dari Eduvate 2025 Menuju Dampak Berkelanjutan
EduVate 2025 turut menegaskan visi Monash Indonesia untuk pembelajaran yang bertujuan menciptakan platform yang mampu mengubah inspirasi menjadi aksi nyata. Kehadiran program EduVate Impact Activation menandai keberanian bergerak melampaui dialog menuju implementasi yang berkelanjutan dengan kolaborasi antar-institusi secara setara.
Pasca EduVate 2025, tiga institusi terpilih akan memperoleh dukungan konsultatif dari tim Learning & Teaching Operations (LTO) Monash University Indonesia untuk mengembangkan inisiatif percontohan mereka, mengimplementasikannya pada Januari-Juli 2026, dan kemudian mempresentasikan hasilnya di EduVate 2026.
Informasi lebih lanjut mengenai Eduvate 2025 dan peran aktif Monash University Indonesia dalam mendorong perluasan adopsi AI di perguruan tinggi ada
di sini
.
(rea/rir)
[Gambas:Video kebunjp]
Baca lagi: Forcibly picked up, businessman Rudy Ong crawled into the KPK
Baca lagi: Sales up, Periklindo is sure the electric car helps Gaikindo’s target
Baca lagi: Israel continued to attack Gaza, 44 Palestinians were reported dead