Jakarta, kebunjp Indonesia
—
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, mengajak Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) untuk berperan aktif dalam mengawal program hilirisasi pertanian. Ajakan tersebut disampaikan dalam acara Rembuk Utama dan Expo KTNA 2025 yang diikuti lebih dari 2.000 peserta dari berbagai daerah di Indonesia.
Ia menjelaskan, hilirisasi menjadi salah satu dari empat program prioritas Presiden Prabowo Subianto, bersama dengan swasembada pangan, penyediaan pangan bergizi, serta pengembangan biofuel. Menurutnya, transformasi sektor pertanian dari hulu hingga hilir akan memperkuat perekonomian nasional sekaligus mendukung terwujudnya Indonesia Emas 2045.
“Pemerintah telah menyiapkan investasi Rp371 triliun, dengan tahap awal Rp9,9 triliun untuk pengadaan bibit tebu, kakao, kelapa, kopi, mente, lada, dan pala. Bantuan ini diberikan secara gratis, dan kami berharap KTNA dapat mengawal agar program berjalan baik,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (20/9).
Ia mencontohkan potensi kelapa yang saat ini nilai ekspornya mencapai Rp24 triliun. Dengan pengolahan menjadi produk turunan seperti minyak kelapa murni (VCO) dan santan instan, nilai tambah komoditas tersebut bisa meningkat lebih besar.
Potensi serupa juga dimiliki kakao, kopi, dan pala jika diolah langsung di dalam negeri. Selain membahas hilirisasi, Amran juga menyampaikan capaian pertanian nasional dalam 11 bulan pemerintahan Presiden Prabowo.
Produksi beras meningkat menjadi 31 juta ton hingga Oktober 2025, stok beras mencapai 4,2 juta ton-tertinggi dalam sejarah, dan kontribusi pertanian terhadap PDB mencapai 10,52 persen, juga menjadi yang terbesar sepanjang sejarah.
Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) mencatat Indonesia sebagai negara dengan peningkatan produksi pangan terbesar kedua setelah Brasil.
“Capaian ini berkat kerja keras petani, KTNA, dan seluruh pemangku kepentingan. Namun, tantangan ke depan tetap harus diantisipasi,” tambah dia.
Ia juga menegaskan kebijakan strategis pemerintah, salah satunya penghentian impor etanol dan singkong selama kebutuhan dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri. Menurutnya, langkah ini menjadi bentuk keberpihakan Presiden Prabowo terhadap petani.
Di akhir sambutannya, Amran menekankan pentingnya peran KTNA sebagai garda terdepan dalam transformasi pertanian.
“Pertanian harus menjadi episentrum ekonomi baru Indonesia. Dengan kerja keras, kolaborasi, dan peran aktif KTNA, mimpi swasembada pangan dan hilirisasi pertanian bisa terwujud lebih cepat,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum KTNA Nasional, Yadi Sofyan Noor, menyampaikan hasil rembuk yang menghasilkan tiga kesepakatan penting. Pertama, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) sebagai dasar pembangunan pertanian.
Kedua, percepatan swasembada pangan, khususnya beras. Ketiga, penguatan akses pupuk yang lebih sederhana melalui kerja sama dengan Pupuk Indonesia.
Menurut dia, tema Rembuk KTNA 2025 yang mengangkat transformasi teknologi pertanian menjadi bukti keseriusan KTNA dalam mendukung kebijakan pemerintah. “Produksi kita on track. Dukungan Presiden terhadap petani dan nelayan memberi manfaat besar bagi sektor pertanian,” ucapnya.
Sebagai Informasi, Rembuk Utama dan Expo KTNA ke-54 ini digelar di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Acara tersebut tidak hanya menjadi wadah pertemuan petani dan nelayan dari 27 provinsi dan 71 kabupaten/kota, tetapi juga menampilkan pameran teknologi pertanian, inovasi produk lokal, hingga UMKM berbasis hasil pertanian.
(rir/rir)
[Gambas:Video kebunjp]
Baca lagi: Bank BJB Resmi Jadi Official Banking Partner Semarang 10K 2025
Baca lagi: Taylor Swift Siapkan Proyek Tayang di Bioskop Bareng Album Baru
Baca lagi: Balita Raya Wafat, Menkes Perbaiki SOP Pemberian Obat Cacing