Kebun JP

Mentan Perkuat Hilirisasi Perkebunan Sulut Demi Kesejahteraan Petani

Situs News Indoesia Alternatif Informasi Berita Viral Terbaru

Jakarta, kebunjp Indonesia

Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat sektor perkebunan di Sulawesi Utara (Sulut) dengan fokus pada peningkatan nilai tambah produk untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Usai memberi arahan pada Rakor Hilirisasi Perkebunan se Provinsi Sulut di Kantor Gubernur, Manado, Jumat (12/9), Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, menegaskan pengembangan perkebunan memiliki potensi besar dalam menyerap tenaga kerja dan membuka peluang hilirisasi produk lokal.
“Kita sedang fokus garap sektor perkebunan di seluruh Indonesia. Bapak Presiden meminta agar hilirisasi dipercepat, termasuk program
replanting
dan pengembangan. Khusus Sulawesi Utara, kami menyiapkan benih dan bibit untuk 41 ribu hektare. Ini bantuan terbesar sejak Indonesia merdeka,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (12/9).
Menurut Amran, Sulut memiliki peluang besar menjadi provinsi terdepan di Indonesia melalui pengembangan komoditas unggulan seperti kelapa, pala, kopi, dan kakao. Kunci utamanya terletak pada proses hilirisasi yang dapat memberikan manfaat lebih luas bagi masyarakat.
Ia menekankan pentingnya pemanfaatan potensi perkebunan secara menyeluruh, mulai dari hulu hingga hilir, sehingga mampu menciptakan lapangan kerja baru dan mengurangi angka pengangguran. Peluang tersebut dinilai dapat membuka kesempatan kerja baik di sektor budi daya maupun pada tahap pengolahan hasil perkebunan.
Dirinya pun menyoroti potensi besar komoditas kelapa yang sedang mengalami peningkatan permintaan di pasar global. Indonesia memiliki keunggulan iklim tropis yang tidak dimiliki banyak negara lain, sehingga posisinya sangat strategis.
Permintaan dari negara tetangga seperti Malaysia mencapai 400.000 ton per tahun. Selain itu, tren konsumsi global yang beralih dari susu hewani ke produk turunan kelapa membuka peluang ekspor yang menguntungkan.
Amran berpendapat, kondisi geografis Indonesia yang berada di garis khatulistiwa merupakan modal strategis untuk mengembangkan industri kelapa. Hilirisasi disebut sebagai langkah penting agar komoditas ini tidak lagi dijual dalam bentuk bahan mentah, sehingga nilai tambahnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat di daerah tersebut.
Di samping kelapa, Kementerian Pertanian (Kementan) juga mendorong pengembangan produk perkebunan lainnya dengan optimal sesuai kabupaten yang sudah didata. Salah satunya adalah komoditas pala yang memiliki nilai jual tinggi di pasar internasional.
“Di sini harganya Rp70 ribu per kilo, padahal di luar negeri bisa mencapai Rp100 ribu hingga Rp200 ribu. Karena itu, kami sudah siapkan 15 ribu hektare untuk pengembangannya, dan bila perlu kita tambah,” tegas dia.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Sulut, Yulius Selvanus, melalui sambutan yang dibacakan Wakil Gubernur Victor Mailangkay, menegaskan bahwa ketersediaan pangan di daerah dalam kondisi aman. Oleh karena itu, Pemprov Sulut terus memperluas lahan pertanian untuk meningkatkan produktivitas.
“Ketersediaan komoditas pangan strategis di daerah ini sangat memadai, sehingga kami dapat memastikan stok pangan mencukupi kebutuhan masyarakat. Untuk mendorong sektor ini, Pemprov Sulut telah mengambil langkah komprehensif dalam perluasan wilayah pertanian. Pada tahun 2025 ini, tren produksi berbagai komoditas juga menunjukkan peningkatan,” tuturnya.
Ia melaporkan bahwa sektor perkebunan menjadi kekuatan utama daerah dengan total area 403.539 hektare. Komoditas utama meliputi kelapa, cengkih, pala, kakao, kopi, dan vanili.
Kelapa menguasai area terluas dengan 264.550 hektare, namun sekitar 20.000 hektare di antaranya sudah tua dan membutuhkan peremajaan. Pada 2024, ekspor komoditas perkebunan Sulut mencapai Rp2,5 triliun, dengan kelapa dan produk turunannya sebagai kontributor utama.
Victor menekankan bahwa hilirisasi menjadi strategi kunci meningkatkan kesejahteraan petani. Petani tidak lagi hanya menjual hasil mentah, tetapi didorong mengolah produk agar memiliki nilai tambah lebih tinggi.
Maka dari itu, pemerintah daerah tengah mengupayakan diversifikasi produk, penguatan kemitraan dengan industri, perluasan akses pasar, serta peningkatan mutu dan keamanan pangan.
“Penerapan
good handling practice
dan
good manufacturing practice
penting untuk meningkatkan daya saing hasil pertanian di pasar global. Dukungan penuh Kementan melalui program dan fasilitasi investasi diharapkan mampu memastikan manfaat hilirisasi dirasakan langsung oleh petani,” pungkas dia.
Sebagai informasi, kegiatan rapat koordinasi ini dihadiri oleh bupati dan wakil bupati se-Sulut serta jajaran pimpinan eselon II Kementan.
(rir)

Baca lagi: Flood Update Bali: 18 Killed, 2 missing, 659 people affected

Baca lagi: Roblox Komitmen Ikut Regulasi di Indonesia, Janji Lakukan Hal Ini

Baca lagi: Telkom Jadikan ESG Sebagai Fondasi Pertumbuhan Digital dan Tata Kelola

Picture of content

content

You may also like