Kebun JP

Purbaya: Saya Expect Setahun Ini Banyak Penggoreng Saham Dihukum BEI

Situs News Indoesia Alternatif Informasi Berita Viral Terbaru

Jakarta, kebunjp Indonesia

Menteri Keuangan (Menkeu)
Purbaya Yudhi Sadewa
geram dengan praktik
saham gorengan
di pasar modal Indonesia karena merugikan investor.
Saham gorengan adalah sebutan untuk saham yang harganya naik dan turun secara tidak wajar. Ini terjadi imbas rekayasa sejumlah pihak, yang kerap disebut pemain atau bandar.
“Saya expect dalam setahun akan banyak tuh penggoreng-penggoreng saham di sana yang dihukum oleh bursa (Bursa Efek Indonesia) maupun OJK (Otoritas Jasa Keuangan),” ucap Purbaya via Zoom saat mengisi Media Gathering Kemenkeu 2025 di Novotel Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Saya bisa lihat saham digoreng, saya kan mengamati pasar saham juga. Ada yang menggoreng-goreng, sebagian juga saya kenal pemainnya, yang ikut, bukan main. Bukan market maker, tapi yang ikut,” tuturnya.
Ia mengklaim ada beberapa pihak juga yang melapor langsung kepadanya soal permasalahan saham gorengan. Oleh karena itu, Purbaya siap memperhatikan terus bagaimana aksi bersih-bersih tersebut.
Andai tak kunjung rampung, Purbaya bakal menanyakan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) tentang tindakan pembersihan tersebut.
Menurutnya, masalah goreng-menggoreng saham sudah terjadi selama puluhan tahun lamanya. Bahkan, membuat Danareksa hampir bangkrut. Purbaya pernah bekerja cukup lama di Danareksa sejak 2000-2015 dengan berbagai posisi.
“Kan selama ini puluhan tahun, rasanya kita tahu banyak penggoreng di pasar saham, tapi sedikit sekali yang dihukum. Kayak perusahaan Danareksa, dulu kan saya di Danareksa, itu hampir bangkrut gara-gara terjebak sama penggoreng itu,” cerita Purbaya.
“Asabri juga kemarin sama kan, terlibat dengan penggoreng-penggoreng itu. Jiwasraya juga sebagian di sana juga,” tegas Menkeu Purbaya.
Ia khawatir kalangan muda akan kabur jika bursa saham tidak dibersihkan dari para penggoreng. Menurutnya, banyak Generasi Z yang berinvestasi di pasar modal, yakni sekitar 50 persen.
“Kalau itu (investor muda) hilang, ya sudah pasar modal kita gak bisa berkembang lagi. Kalau dirapikan, maka mereka akan berani masuk ke pasar saham karena mereka berpendapat bahwa di sana fair game, permainannya fair. Ada yang kalah, ada yang naik, ada yang turun, tapi gak dimanipulasi sama kalangan tertentu,” tandasnya.
[Gambas:Video kebunjp]
(skt/pta)

Baca lagi: Jumbo Dapat Hak Tayang Internasional di 40 Negara

Baca lagi: Sukabumi earthquake facts on weekends, not because of the Citarik Fault

Baca lagi: Purbaya Refuses to Forgive Tax Sinners Through Regular Tax Amnesty

Exit mobile version