Jakarta, kebunjp Indonesia
—
Kebijakan Kementerian ESDM memfasilitasi skema impor Bahan Bakar Minyak (BBM) B to B SPBU swasta melalui PT Pertamina (Persero) dinilai memperkuat ketahanan energi dan menjaga pasokan tetap stabil.
Guru Besar Universitas Indonesia sekaligus mantan Kepala BPH Migas (2011-2017), Prof. Andy N. Sommeng, menilai langkah ini bukan sekadar urusan administrasi, melainkan strategi memperkuat ketahanan energi nasional.
“Dengan skema B to B impor, Pertamina membeli dalam volume besar, daya tawar Indonesia di pasar global lebih kuat, logistik efisien, dan pasokan nasional lebih terjamin,” kata Andy, pada Selasa (23/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyambut baik empat poin kesepakatan antara Kementerian ESDM dan SPBU swasta, yakni pembelian base fuel dari Pertamina, pengawasan surveyor independen, mekanisme harga terbuka (open book), serta jaminan pasokan maksimal tujuh hari.
Menurutnya, langkah ini meningkatkan transparansi dan kepercayaan publik. “Langkah ini meningkatkan transparansi dan kepercayaan publik,” ucap Andy.
Lebih lanjut, Andy mengingatkan kebijakan satu pintu harus dipandang sebagai jembatan menuju swasembada energi.
“Pertamina berfungsi sebagai penyangga antara gejolak harga global dan kebutuhan domestik. Namun pemerintah tetap perlu mempercepat proyek kilang serta diversifikasi energi agar ketergantungan impor menurun,” katanya.
Selain itu Andy juga menyoroti aspek fiskal. Ketika harga minyak dunia naik sementara harga domestik tertahan, maka Pertamina menanggung selisih negatif.
“Kompensasi dari pemerintah harus tepat waktu agar arus kas BUMN tetap sehat dan layanan publik terjaga,” jelasnya.
Andy menilai keterlibatan SPBU swasta, yang pangsa pasarnya sekitar 13% dari distribusi nasional, tetap penting untuk memperluas layanan. Namun Andy menekankan operasi mereka harus berada dalam koridor regulasi dan kolaborasi dengan Pertamina, agar tidak mengganggu peran strategis negara di sektor energi.
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan pemerintah tidak pernah membatasi kuota impor SPBU swasta.
“Tahun ini kuota justru dinaikkan 10 persen menjadi 110 persen dari realisasi 2024. Jadi klaim pembatasan tidak tepat. Kalau masih kurang, silakan kolaborasi dengan Pertamina,” tegas Bahlil.
Bahlil juga memastikan cadangan BBM tingkat nasional dalam kategori aman selama 18-21 hari. “Energi menyangkut hajat hidup orang banyak. Karena itu pengelolaannya harus tetap dikontrol negara agar pasokan dan harga terkendali,” jelasnya.
(ory/ory)
[Gambas:Video kebunjp]
Baca lagi: This hotel guarantees sunny weather, guests stay free if it rains
Baca lagi: Who was Thucydides whose doctrine was rejected by Prabowo during a speech at the United Nations?
Baca lagi: BBM equivalent to Pertamax Green Ron 95 in Malaysia is only IDR 7 thousand